Bahasa yang digunakan dalam Karya Ilmiah

Post a Comment
A.      Pengertian Karya Ilmiah
Istilah karya ilmiah dapat disebut pula tulisan ilmiah atau karangan ilmiah yaitu sebuah tulisan yang berisi suatu permasalahan yang diungkapkan dengan metode ilmiah. Artinya pengungkapan permasalahan dalam karya ilmiah itu atas dasar fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional dan personal, dan disusun secara sistematis dan logis.
Menurut Dwiloka (2005: 91) karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seseorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologo, dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
Menurut Pateda (1993:91) karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, imiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Jadi, karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi. Hal ini terjadi karena hasil dari suatu karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Karya ilmiah memenuhi syarat-syarat keilmiahan pada suatu disiplin ilmu tertentu yang dikuasai oleh penulisnya. Hasil penulisan ilmiah harus bersifat sistematis artinya disusun dalam suatu urutan yang teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil tulisan tersebut. Hasil tulisan ilmiah harus pula disusun secara logis dan benar. Oleh karena itu, untuk mencapai keilmiahan yang logis dan benar itu, seorang penulis karya ilmiah harus memiliki landasan teori yang kuat. Landasan teori yang kuat akan menyebabkan keilmiahan yang ditampilkan tidak menyimpang dari suati disiplin ilmu tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pertanggungjawaban ilmiah tidak hanya berkaitan dengan isi karya ilmiah, tetapi juga berkaitan dengan susunan (teknis) penulisannya.
 Penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kaidah, antara lain:
(1)     penyebutan sumber tulisan yang jelas. Jika penyusunan karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap,
(2)     memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan teknik kutip-mengutip, penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar.
B.       Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Karya ilmiah mempergunakan bahasa keilmuan, yaitu ragam bahasa yang yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang khusus dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang tertentu. Oleh karena itu, penulis karya ilmiah hendaknya mengambil topik permasalahan karya ilmiahnya sesuai dengan bidang yang ditekuni agar hasil karya ilmiahnya dapat lebih terperinci dan mendalam.
Menurut Jujun S. Suriasumantri (1999:184) ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya imiah antara lain:
1.        Reproduktif, artinya bahwa maksud yang di tulis oleh penulisnya di terima  dengan makna yang sama oleh pembaca.
2.        Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda karena penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan subjek dan predikat yang jelas.
3.        Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis. hal-hal yang di ungkapkan harus rasional, tanpa di beri tambahan pendapat subjektif dan emosional penulisnya.
4.        Pengunaan bahasa baku dalam ejaan ,kata ,kalimat ,dan paragraf. Penulis harus mempergunakan dan  mengikuti tatabahasa agar penulisan tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca.
5.        Pengunaan istilah keilmuan. Penulis karya ilmiah harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap ilmu tertentuyang tidak di kuasai oleh penulis pada bidang ilmu yang lain.
6.        Bersifat denotif, artinya penulis dalam karya ilmiah harus menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna.
7.        Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis,alur    pemikiran yang lancar,dan kecermatan penulis.
8.        Ada kohensi antar kalimat pada setiap paragraf dan koherensi antar paragraf dalam   setiap bab.
9.        Bersifat straight forward atau  langsung ke sasaran.tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke penjelasan.
10.    Penggunaan kalimat efektif, artinya kalimat itu padat berisi, tidak berkepanjangan  sehingga makna yang hendak di sampaikan tepat mencapai sasaran.
C.      Syarat-Syarat Karya Ilmiah
Agar suatu tulisan layak disebut karya ilmiah maka harus mencakup beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat itu antara lain adalah:
1.        Komunikatif, artinya uraian yang di sampaikan dapat di pahami pembaca.kata dan kalimat yang di susun hendaknya bersifat denotatif sehingga mudah untuk di pahami pembaca.
2.    Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis,berurutan,secara logis,ada kohesi dan koherensi,dan mengikuti metode ilmiah yang tepat,di paparkan secara objektif,benar,dan dapat di pertanggungjawabkan.
3.     Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang di tulis hendaknya di seleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
4.     Berdasarkan landasan teori yang kuat, artinya suatu hasil karya ilmiah bukan subjektifitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan pada teori-teori tertentu yang di kuasai secara mendalam oleh penulis.
5.      Tulisan harus relefan dengan disiplin ilmu tertentu artinya tulisan ilmiah itu di tulis oleh seorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu.
6.        Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya harus menggunakan landasan teori mutakhir (terbaru).
7.     Bertangung jawab ada sumber data, buku acuan dan kutipan harus secara bertanggung jawab di sebutkan dan di tulis dalam karya ilmiah.

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter